tak-iya.com – Memahami makna Allah Maha Besar sangat penting, agar ibadah kita bisa semakin khusuk. Bagi umat muslim, shalat lima waktu merupakan kewajiban. Kalau kita perhatikan di dalam shalat ada bacaan yang paling sering terucap, yaitu Allahu Akbar. Artinya adalah Allah Maha Besar.
Setiap perubahan gerakan shalat tersebut, kita harus mengucapkan Allahu Akbar. Seolah ada tuntutan untuk meyakini kebesaran Allah. Lantas sebagai muslim yang senantiasa shalat lima waktu, pernahkah kita berpikir kenapa Allah maha besar? seberapa besar? makna apa yang terkandung dari Allah Maha Besar?
Dalam sebuah hadis Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perbandingan dengan langit yang pertama, bumi ini seperti cincin yang dilempar di padang pasir yang luas. Perbandingan Langit pertama dengan langit kedua juga seperti cincin di padang pasir, dan demikian seterusnya hingga langit ketujuh.”
(HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim, dinilai shahih oleh para ulama).
Hal ini menunjukkan bahwa langit jauh lebih besar dari bumi secara bertingkat. Padahal langit sendiri dalam Islam ada sebanyak tujuh tingkat, sebagaimana dalam QS. Al-Mulk: 3:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang…”
Bayangkan
Coba bayangkan seberapa besar langit Allah. Jika setiap langit seperti cincin di padang pasir yang luas. Sedangkan perbandingan Arsy Allah sendiri lebih besar lagi dengan langit. Arsy Allah menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Dalam riwayat perbandingan langit ketujuh dengan Kursi Allah seperti cincin di padang pasir, dan perbandingan Kursi dengan ‘Arsy seperti cincin di padang pasir yang lebih luas.
Ini menunjukkan bahwa jika perbandingan bumi sudah sangat kecil dengan langit, maka perbandingan dengan ‘Arsy Allah, bumi tidak ada apa-apanya.
Kiranya tulisan ini bisa menunjukan bahwa setiap takbir shalat, kita meyakini dan membuktikan bahwa sebagai manusia kita hanyalah mahluk kecil. Tidak ada apa-apanya dengan kebesaran Allah. Kiranya takbir shalat tidak hanya bisa diucapkan, namun menjadi refleksi untuk selalu mengingat kebesaran Allah. Dengan itu kita bisa senantiasa rendah hati dan tidak sombong dengan segala karunia.





















